LivingStone - Will You Scream With Us?"

Masih segar dalam ingatan kita, carut marut penyelenggaraan Bunaken Jazz Festival bulan oktober lalu akibat manajemen E.O yang tidak profesional. Kini hal serupa kembali terjadi dalam dunia pertunjukan musik Indonesia

Setelah penantian yang cukup lama, penikmat musik Indonesia akhirnya harus gigit jari ketika Penampilan Trio Lestari dalam konser “Will You Sing With Us” mendadak dibatalkan setelah serangkaian insiden di dalam ruang pertunjukan

Kekecewaan penonton bermula ketika Open gate yang semula dijadwalkan pukul 17.00 WIB ternyata mendadak mundur menjadi pukul 18.55. Tak ayal antrian panjang terjadi di depan pintu masuk Trans Convention Center. Belum cukup sampai disitu, penonton masih harus menunggu di dalam gedung pertunjukan karena penampilan artis tidak kunjung tiba.

Sekitar pukul 20.00 WIB penonton mulai memenuhi area pertunjukan, baik festival maupun di barisan kursi. Penulis yang saat itu berada di area festival dikejutkan oleh bunyi bergetar diiringi jeritan penonton dari barisan kursi paling belakang. Walaupun cukup menyita perhatian seluruh penonton, situasi saat itu masih kondusif.

Insiden dimulai ketika suara jeritan penonton dan bunyi bergetar terjadi berulang-ulang sehingga membuat penonton khawatir. Puncaknya terdengar bunyi yang sangat keras dari arah kursi paling belakang, diiringi percikan api dan asap. Lampu gedung tiba-tiba menyala dengan tidak beraturan. Ternyata bagian kursi paling belakang (silver-bronze) rubuh karena overload. Ketinggian mencapai 2,5 meter.

Terjadi kepanikan di area Festival. Terdengar teriakan “konslet” dan “lari!” dari tengah penonton. Kericuhan pun tak dapat dihindari, Penonton mulai melompati dan mencoba merubuhkan barikade di depan panggung untuk menyelamatkan diri. Anehnya sama sekali tidak ada peringatan keamanan dari pihak panitia untuk menenangkan penonton.



Sempat bersitegang dengan penonton karena dikira pihak E.O, crew panggung dan tata musik saat itu adalah pihak yang patut diapresiasi karena dengan cepat mengevakuasi penonton melalui area backstage. Masih tidak terlihat satupun panitia dengan seragamshirt merah bertuliskan LivingStone.

Naas bagi personel band pengiring artis yang saat itu sedang menunggu giliran tampil. Mereka sempat menjadi sasaran kemarahan penonton yang saat itu dievakuasi melalui ruang tunggu penampil. 

Menuju pintu keluar hanya terlihat satu orang panitia berseragam merah dengan ID card. Seorang wanita berkaca mata yang terlihat sangat pucat. Tidak mampu berbuat apa-apa.

Acara gagal. Penonton berhamburan. Tidak terlihat satupun panitia. Izin kepolisian akhirnya dicabut. presiden direktur LivingStone yang akhirnya menampakan diri, tidak membuat satu solusipun atas kekacauan yang terjadi.

Berdasarkan berbagai sumber dan kesaksian rekan yang berada di seat paling belakang, maka dapat saya simpulkan point-point penting sehubungan carut-marut gelaran ini:
  1. Open gate yang mundur secara mendadak 
  2. Berdasarkan sumber tertentu (belum pasti kebenarannya), pihak security sebetulnya telah meminta pengurangan kapasitas sebanyak 400 kursi. Namun E.O ngotot menambah 200 kursi.
  3. Pada hari-H pihak LivingStone memberikan pengumuman bahwa tiket kelas silver (duduk-175rb)  dapat diganti menjadi festival (berdiri—350rb) tanpa dikenai biaya.
  4. Tidak adanya jalur evakuasi.
  5. Ketika terjadi kekacauan, tidak ada peringatan keamanan dari pihak panitia 
  6. Panitia berseragam LivingStone hampir tidak terlihat sama sekali.
  7. Band pengiring artis di area bacstage yang hanya didampingi bodyguard tidak tahu menahu soal kejadian ini. Dan naasnya menjadi sasaran kemarahan penonton 
  8. Setelah membiarkan keadaan terkatung-katung selama 1 jam, panitia tidak memberikan kejelasan soal pengembalian dana 
  9. Beberapa dikabarkan mengalami cedera ringan terkait rubuhnya seat di area silver-bronze
Baik penonton maupun artis yang telah merelakan waktu dan hasratnya demi terlaksananya event ini pada akhirnya menjadi korban ketidakprofesionalan Event Organizer. Lagi-lagi musisi dan penikmat harus mengelus dada. Gosh, LivingStone. “Will you scream with us?

No comments:

Post a Comment